
Thailand Salip Indonesia Berikan Insentif ke Produsen yang Produksi Kendaraan Hybrid
- admin
- 0
Pemerintah Indonesia memutuskan tidak memberi insentif pada kendaraan berjenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) usai beberapa bulan lalu wacana ini digulirkan. Di tengah stagnansi pasar selama 10 dekade yang berada di angka 1 juta unit dan penurunan penjualan sekitar 19 persen pada semester pertama 2024, pemberian insentif hybrid bisa jadi angin segar untuk mendongkrak pasar. Sayangnya hal tersebut tidak dilakukan pemerintah. Thailand justru menyalip Indonesia dengan menawarkan insentif bagi produsen kendaraan roda empat yang memproduksi mobil hybrid di negaranya.
Dewan Investasi Thailand atau Board of Investment (BOI) pada akhir Juli lalu mengungkap pajak cukai untuk kendaraan hybrid akan diturunkan dari tahun 2028 hingga 2032. Pajak cukai akan diturunkan dalam lima tahun bagi pembuat kendaraan hybrid yang berinvestasi setidaknya 3 miliar baht dalam empat tahun ke depan, termasuk penggunaan suku cadang lokal, kata BOI. "Ini adalah teknologi penting dalam transisi ke kendaraan listrik. Thailand mempunyai kapasitas untuk menjadi produsen utama kendaraan hibrid dan mendukung produksi hybrid akan melestarikan manufaktur suku cadang mobil," tutur Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi dikutip dari Reuters.
Bawa Pemain Muda, Shin Tae yong Targetkan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala AFF 2024 Wartakotalive.com Orang yang Sama, Fifi Lety ungkap Sosok yang Mau Menggagalkannya Maju Pilkada 2024 Posbelitung.co Menurut BOI, langkah langkah tersebut diperkirakan akan menarik investasi senilai 50 miliar baht atau sekitar 1,39 miliar dolar AS.
Bukan hanya itu, kendaraan yang diproduksi juga harus memiliki sistem bantuan pengemudi yang canggih untuk memenuhi syarat insentif. "Tujuh produsen mobil saat ini menerima manfaat dari insentif yang ditawarkan BOI, empat diantaranya berasal dari Jepang dan tiga dari Tiongkok," ungkap Narit.